Panen Perdana Kacang Bintang oleh Pokmas di Ponorogo pada tanggal 27 Agustus lalu. Wakil Bupati Ponorogo, Bunda Lisdyarita menyambut positif dikembangkannya komoditas Kacang Bintang di Ponorogo.
Acara dihadiri dan dibuka oleh Wakil Bupati Ponorogo, didampingi Bapak Pri Kuntadi, yang akrab dipanggil pak Kunto, kakak pertama dari Bapak Ganjar Pranowo.
Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita berharap Kacang Bintang ini bisa menjadi salah satu komoditi di are Ponorogo untuk kesejahteraan para petani. Bunda Lisdyarita menyambut positif dikembangkannya komoditas Kacang Bintang di Ponorogo. Jika terbukti berhasil dan menguntungkan petani, ia berharap Kacang Bintang bisa dikembangkan di wilayah lain di Ponorogo yang memiliki kondisi cuaca yang mirip dengan wilayah Ngrayun.
Jadi apa sih kacang Bintang itu?
Kacang Bintang atau Sacha inchi (Plukenetia volubilis) dikenal sebagai kacang inka atau kacang gunung yaitu kacang yang berasal dari hutan tropis amazon. Namun, saat ini kacang ini telah dibudidayakan di China, Vietnam, Malaysia, Thailand, dan baru-baru ini di Indonesia. Secara morfologi, buah sacha inchi memiliki bentuk bintang, di mana dalam satu bintang dapat menyimpan antara 4 – 5 butir biji. Buah muda berwarna hijau sedangkan buah yang sudah tua bewarna coklat kehitaman.
Berbagai bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan. Daunnya mengandung antioksidan dan dapat dimakan sebagai sayur ataupun diolah sebagai teh. Biji buahnya memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh dengan kadar pmega 3 mencapai 47 – 51 persen, dan omega 6 mencapai 34 – 37 persen, dibandingkan dengan minyak zaitun yang memiliki hanya 1 persen kadar omega 3 dan 9 persen Omega 9.
Selain daun dan bijinya, minyak hasil ekstraksi biji sacha inchi memiliki berbagai manfaat baik untuk kosmetik sebagai pelembab dan pencerah kulit. Selain itu, minyak Sacha Inchi juga memiki berbagai manfaat untuk kesehatan seperti penurun kolesterol dan asam urat, peningkat kecerdasan, dapat mengurangi resiko jantung bengkak, resiko stroke, menurunkan aktifitas tumor, radang sendi dengkul, meningkatkan penglihatan (katarak), dan menurunkan rasa kesemutan. (Disadur dari web resmi Kementrian Pendidikan & Kebudayaan )
Belum ada komentar.